Kisah Inspiratif Sudi Waluyo Ternak Lalat Hitam Kurangi Sampah

kisah inspiratif sudi waluyo
Ilustrasi Bapak Sudi Waluyo Ternak Lalat Hitam untuk Kurangi Sampah. image: sindonews.com

Hitput.com – Berbicara mengenai permasalahan sampah rasanya tidak akan ada habisnya, dengan jumlah penduduk yang sangat padat tak hanya kebutuhan saja yang banyak, sampah sebagai limbah yang dihasilkan manusia pun sangat banyak. Kamu pasti sering menjumpai tulisan “Jangan buang sampah sembarangan!, jangan buang sampah disini!”, ya meskipun sudah tersedia tempat pembuangan sampah nyatanya masih banyak yang mengabaikan hal ini.

Bantaran dan aliran sungai pun tak luput dari sasaran masyarakat sebagai tempat pembuangan sampah, hasilnya saat hujan deras turun terjadilah bencana banjir dimana salah satu akibatnya dari sampah tersebut. Di sisi lain tempat sampah yang telah tersedia seringkali tidak cukup memuat sampah yang ada, tak jarang tempat pembuangan sampah ini jaraknya terlalu jauh dari pemukiman masyarakat. Hal tersebut yang akhirnya membuat masyarakat memilih tempat terdekat seperti sungai atau lahan kosong yang ada disisi jalan.

Berkaitan dengan permasalahan tersebut, kisah inspiratif bapak sudi waluyo ternak lalat hitam untuk mengurangi sampah bisa menjadi solusi yang cukup bagus. Seorang warga yang bertempat tinggal di kota Surabaya, Jawa timur, berhasil mengembangbiakkan larva lalat hitam yang ternyata dapat membantu mengatasi permasalahan sampah.

Seperti apa kisah inspiratif bapak Sudi Waluyo membudidayakan lalat hitam ini, simak penjelasannya dibawah ini.

Baca Juga: Kisah Inspiratif: Merajut Asa Dari Profesi Guru Honorer

Kisah Awal Muncul Ide Ternak Lalat Hitam

kisah inspiratif sudi waluyo
Ilustrasi Pakan Lele Menggunakan Larva Lalat Hitam. image: sindonews.com

Terkadang hal-hal yang tidak disengaja justru menjadi solusi yang tak terduga, seperti halnya kisah pak Sudi Waluyo ternak larva lalat ini. Sebenarnya dia berprofesi sebagai peternak ikan lele, namun ia menghadapi masalah dengan pakan lele yang harganya semakin mahal. Berawal dari masalah itulah akhirnya membuat pak Sudi Waluyo mencari alternatif pakan ikan lele yang tidak menghabiskan banyak biaya.

Akhirnya pak Sudi Waluyo menemukan informasi dari media sosial mengenai larva ulat monggat yang bisa dijadikan pakan ikan lele, larva ini yang besarnya menjadi lalat hitam. Sementara itu makanan dari larva ulat ini adalah sampah, pak Sudi Waluyo yang cukup resah karena banyaknya sampah di sekitar tempat tinggalnya karena menimbulkan bau yang tidak sedap melihat bahwa ternak lalat hitam akan memberikan keuntungan dua areah sekaligus.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Boyan Slat Membersihkan Sampah di Lautan

Larva Maggot Memiliki banyak Manfaat

Kisah Inspiratif Sudi Waluyo
Ilustrasi Ternak Larva Maggot. image: kumparan.com

Manfaat pertama tentu saja masalah pakan ikan lele teratasai, kemudian yang kedua permasalahan sampah yang sangat mengaggu dapat diatasi juga. Sekali mendayung dua pulau terlampaui, mungkin itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kisah pak Sudi Waluyo membudidayakan lalat hitam.

Bapak Sudi Waluyo mengatakan jika satu gram larva maggot saja bisa menghabiskan dua sampai empat kilogram segala jenis sampah basah, hebatnya lagi sampah tersebut dapat dihabiskan hanya dalam hitungan jam saja. Tujuan awal ternak lalat hitam untuk pakan ikan lele dan sedikit mengatasi permasalahan sampah saja, sekarang justru menjadi sebuah usaha yang cukup menjanjikan.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Ira Siregar Berhenti Jadi PNS Sukses Usaha Roti

Ternak Larva Ulat Maggot Cukup Menjanjikan

Berlokasi di pekarangan rumah miliknya yang tak terlalu besar menjadi tempat pak Sudi Waluyo ternak larva ulat maggot. Berawal dari sebuah masalah justru menjadi berkah, selain untuk pakan ikan lele yang ia ternak, pak Sudi Waluyo juga memperjual belikan larva ini. Bahkan karena terlalu banyaknya pesanan ia harus menolak karena tidak bisa memenuhi semua permintaan yang datang.

Maka dari itu, pak Sudi Waluyo mengedukasi tetangganya untuk mengikuti jejaknya ternak larva maggot ini, ia pun dengan senang hati memberikan larva secara gratis jika tetangganya ingin membudidayakan lalat hitam. Bahkan saat usia larva sudah mencapai usia yang cukup dijadikan pakan ikan lele, ia dengan senang hati membelinya.

Proses perkembangan larva ini cukup cepat, siklus pertama mulai dari telur sampai menjadi fresh manggot, kemudian siklus kedua dari pre pupa sampai menjadi lalat petelur. Nah, untuk kisaran harga ulat manggot yang masih fresh dibanderol 10 ribu per kilogram. Sementara yang sudah menjadi pupa dibanderol sekitar 50 ribu per kilogram. Untuk setiap kali panen, pak Sudi Waluyo bisa mengumpulan 30-40 kilo gram larva ulat menggot.

Leave your vote

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here