Pola Asuh Demokratis, Win-Win Solution Orang Tua dan Anak

pola asuh demokratis
Pola Asuh Demokratis pada Anak (gambar: pexels.com)

Hitput.com – Pola asuh atau cara mengurus atau cara mendidik anak sangat banyak ragamnya. Tak heran apabila masing-masing orang tua dapat menerapkan pola asuh yang berbeda satu sama lainnya.

Secara garis besarnya terdapat 4 macam pola asuh, ada pola asuh demokratis, otoriter, permisif, dan pengabaian. Tanpa menjelaskan lebih rinci, dari penamaannya pun mungkin sudah paham definisi dari masing-masing jenis pola asuh tersebut.

Nah, dari keempat pola asuh tersebut yang umum diterapkan adalah cara asuh demokratis. Ya, pola asuh satu ini memang dapat membuat hubungan antara anak dan orang tua lebih erat. Alasannya karena sang anak diberikan kebebasan dalam menjalani hidupnya, “tidak disupir oleh orang tua”.

Lho, kalau anak diberikan kebebasan nanti malah hidupnya tidak terarah. Tidak seperti itu juga, karena kebebasan yang dimaksud bukan hidup sebebas-bebasnya. Ya, untuk lebih jelasnya simak penjelasan gambaran orang tua pada pola asuh demokratis di bawah ini.

Baca Juga: Tips Parenting, Mendeteksi Bakat Anak Sembari Menyiapkan Asuransi Pendidikan

Memberikan Kebebasan

pola asuh demokratis anak
Pola Asuh Anak – Memberi Kebebasan (gambar: pexels.com)

Ciri pertama dari pola asuh demokratis adalah memberikan kebebasan kepada anak. Jadi anak boleh memilih apa yang ia sukai selama hal tersebut positif. Misal anak memiliki hobi bermain bola, bermain musik, menggambar, memasak dan lainnya. Maka orang tua mendukung atas hobi anaknya itu.

Contoh lain dalam pendidikan, anak memiliki keinginan untuk kuliah di jurusan hukum, sementara orang tua ingin anaknya kuliah jurusan kedokteran. Nah, dalam pola asuh demokratis maka orang tua tidak memaksakan anak harus kuliah di jurusan yang diinginkan mereka. Melainkan orang tua mendukung atas pilihan anaknya.

Baca Juga: Permainan Seperti Apa yang Pantas Untuk Anak Kamu?

Memiliki Aturan yang Disepakati Bersama

pola asuh pada anak
Pola Asuh Anak – Menerapkan Aturan (gambar: pexels.com)

Di atas sudah dijelaskan bahwa pada pola asuh demokratis terdapat kebebasan yang diberikan kepada sang anak. Tetapi kebebasan tersebut tentu bukan bebas tanpa aturan sama sekali. Orang tua tetap bisa menerapkan aturan yang telah disepakati dengan anak.

Misal berkaitan dengan hobi anak, orang tua bisa memberikan aturan, “silakan bermain bola, silakan bermain musik, tetapi sampai jam sekian saja. Jangan sampai hobi tersebut membuat lupa belajar, lupa makan dan sebagainya”.

Jika aturan dilanggar maka konsekuensinya sang anak tidak boleh melakukan hobinya selama satu minggu. Atau konsekuensi lain yang telah didiskusikan dan disepakati bersama anak.

Kemudian soal pendidikan, orang tua bisa memberikan aturan, “silakan jika ingin kuliah di jurusan hukum. Tetapi harus tanggung jawab atas pilihan tersebut. Kuliahlah yang benar, jangan banyak main”.

Perlu dipahami juga, poin inti pada aturan yang diterapkan pada pola asuh demokratis adalah tidak bersifat mengekang. Artinya aturan tersebut berlaku sebagai konsekuensi yang dapat diterima sang anak atas pilihannya. Aturan telah dipahami, diterima, dan disepakati bersama dengan sang anak (bukan aturan sepihak).

Baca Juga: Cara Tepat Membatasi Anak Bermain Gadget, Cek ya Mom’s

Tidak Menuntut Anak

tips parenting anak
Pola Asuh Anak – Tidak Menuntut Anak (ilustrasi: pexels.com)

Seperti yang sudah disinggung di atas, jika orang tua mempunyai keinginan yang mungkin berlawanan dengan apa yang diinginkan anaknya, maka orang tua tidak menuntut.

“Nggak mau tau! Pokoknya anak saya harus bisa ini! Harus bisa itu! Anak saya harus kuliah jurusan ini!”. Hal tersebut tidak diterapkan pada pola asuh demokratis.

Jadi, berkaitan dengan kemampuan dan bakat, yang dilakukan orang tua adalah mengamati kemampuan dan bakat apa yang dimiliki sang anak. Jika sudah tahu maka hal selanjutnya adalah memberikan dukungan penuh atas kemampuan dan bakat anaknya itu.

Misal anaknya terlihat memiliki ketertarikan dan bakat yang menonjol dalam dunia musik. Sementara orang tua mendambakan anak yang hebat dalam dunia olahraga. Pada pola asuh demokratis, yang dipilih orang tua adalah mendukung bakat anak bukan menuntut anak agar menguasai bakat lain yang mana ia tidak memiliki ketertarikan akan hal itu.

Itulah penjelasan singkat mengenai pola asuh demokratis. Meski terlihat menguntungkan bagi orang tua dan anak, tetapi pola asuh ini bukan berarti mutlak paling baik di antara pola asuh lainnya. Karena lingkungan atau budaya sekitar pun dapat berpengaruh atas pola asuh mana yang terbaik.

Apabila merasa kesulitan dalam menentukan pola asuh pada anak, maka orang tua bisa melakukan konsultasi kepada ahli yakni psikolog.

Leave your vote

10 Points
Upvote Downvote

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here