Hitput.com – Apa itu penyakit Afasia? Nama ini masih terdengar asing, dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya, selama ini cuma mengandalkan terapi saja. Hal tersebut tidak memberikan jaminan kesembuhan secara total.
Penyakit Afasia adalah gangguan kondisi di mana bagian otak yang mengatur bahasa mengalami kerusakan. Penderitanya akan kesulitan dalam berkomunikasi. Mereka mungkin sulit berbicara, menulis, membaca, dan memahami bahasa orang lain. Afasia biasanya terjadi setelah stroke. Namun, bisa juga muncul tiba-tiba setelah cedera kepala.
Afasia ini dapat semakin parah, penderita bisa berisiko bisu, amnesia, dan perilaku menjadi tidak stabil. Penderita bisa merasakan perasaan cemas dengan mudah, atau marah-marah hanya karena masalah kecil.
Baca juga: 5 Manfaat Daun Seledri Untuk Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Penyakit Kronis
Kenali Jenis-Jenis Penyakit Afesia
-
Afasia Broca
Jenis Afasia ini juga bisa disebut sebagai Nonfluent Aphasia. Penderita dapat memahami apa yang orang lain bicarakan, tapi sayangnya kemampuan dalam bicara tidaklah baik. Orang yang memiliki penyakit ini susah untuk mengatakan kalimat yang lengkap, meski begitu sebagai pendengar kita tetap bisa mengerti maksud dari perkataan mereka. Hanya saja terdengar tidak sesempurna seperti yang biasa orang normal katakan.
Selain itu, penderita Afasia Broca kemungkinan bisa terserang kelumpuhan pada anggota tubuh bagian kanan.
-
Wernicke Aphasia
Kebalikan dengan Afasia Broca, penderita malah bisa berbicara dengan lancar. Tapi ia memiliki kesulitan dalam memahami perkataan orang lain.
Meskipun dalam bertutur kata terlihat lancar, tapi belum tentu perkataan mereka dapat dipahami. Orang yang memiliki penyakit ini juga tidak memahami bahwa orang lain tidak mengerti maksud dari ucapannya, bahkan dirinya sendiri tidak mengerti dengan apa yang ia ucapkan.
-
Afasia Global
Ini yang paling parah. Penderita susah untuk bicara, dan memahami perkataan orang lain. Bahkan penderitanya bisa bisu, disebabkan oleh jaringan bahasa dan sudah mengalami kerusakan dalam lingkup yang luas sekali.
Penyebab Penyakit Afasia
Seseorang bisa terkena penyakit ini disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya mengalami cedera pada kepala, tumor, stroke, penyumbatan, infeksi, proses degeneratif (penuaan), dan pecahnya pembuluh darah pada otak.
Namun umumnya, Afasia terjadi karena temporal dan lobus frontal yang ada di dalam otak terlebih yang ada di sisi kiri mengalami Atrofil (penyusutan). Hal tersebut dapat mempengaruhi pusat bahasa Anda.
Selain itu, faktor seperti mutasi gen dan masalah belajar (disleksia) juga dapat membuat kalian berisiko memiliki penyakit ini.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyakit Afasia ini tidak memiliki obat, dan tidak bisa disembuhkan. Tapi tetap ada jalan lain, yaitu dengan terapi walau hasilnya cuma bisa untuk meringankan rasa sakit.
Gejala Penyakit Afasia
Ada beberapa gejala yang Anda rasakan ketika menderita gangguan otak satu ini. Dan gejala ini berkaitan dengan jenis-jenis Afasia di atas.
Gejala bisa muncul berbeda sesuai dengan jaringan otak mana yang mengalami kerusakan. Namun berikut ini ada beberapa gejala umum yang bisa kalian jadikan sebagai tanda-tanda bahwa Anda terkena penyakit ini atau bukan.
- Sering mengucapkan kata-kata yang mereka tidak kenali
- Kerap melakukan kesalahan dengan kata-kata yang mereka keluarkan
- Mengalami kesulitan dalam memahami pembicaraan orang lain
- Mengucapkan kalimat pendek atau tidak lengkap saat bicara
- Kerap mengartikan bahasa kiasan harfiah
- Menggunakan kalimat yang tidak masuk akal, entah itu saat berbicara maupun menulis
- Muncul gangguan lain seperti masalah mobilitas, kesulitan melihat, anggota tubuh menjadi lemah, hingga masalah dengan ingatan Anda sendiri
Penyebab Penyakit Afasia
Seseorang bisa terkena penyakit ini disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya mengalami cedera pada kepala, tumor, stroke, penyumbatan, infeksi, proses degeneratif (penuaan), dan pecahnya pembuluh darah pada otak atau pendarahan otak.
Namun umumnya, Afasia terjadi karena temporal dan lobus frontal yang ada di dalam otak terlebih yang ada di sisi kiri mengalami Atrofil (penyusutan). Hal tersebut dapat mempengaruhi pusat bahasa Anda.
Selain itu, faktor seperti mutasi gen dan masalah belajar (disleksia) juga dapat membuat kalian berisiko memiliki penyakit ini.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyakit Afasia ini memang tidak memiliki obat yang dapat menyembuhkannya secara total, dan kondisi ini tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Namun, ada alternatif lain yang bisa diambil, yaitu melalui terapi yang dirancang khusus untuk membantu penderita Afasia. Meskipun terapi ini mungkin hanya bisa mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup, usaha ini tetap sangat penting. Ini bisa memberikan dukungan bagi mereka yang mengalami kondisi ini.
Baca juga: Yuk Kenali Apa Saja Penyebab Diabetes
Pengobatan Afasia
Pengobatan Afasia ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berbahasa, serta mengembangkan metode komunikasi alternatif yang diperlukan.
Jika kerusakan otak yang terjadi tergolong ringan, afasia biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, pada kasus yang lebih parah, berikut adalah pengobatan afasia yang dapat dilakukan seperti dilansir via Halodoc.com:
1. Terapi wicara dan bahasa
Bagi mereka yang mengalami afasia, terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi. Terapi ini membantu memulihkan kemampuan berbahasa yang hilang dan juga mengajarkan cara untuk mengembalikan keterampilan bahasa. Selain itu, terapi ini mencari metode komunikasi alternatif.
2. Obat-obatan
Dokter juga dapat meresepkan beberapa jenis obat untuk mengatasi afasia. Obat-obatan yang biasa diberikan dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Obat ini juga membantu pemulihan otak. Selain itu, obat ini menggantikan bahan kimia yang berkurang di otak, yaitu neurotransmitter.
3. Terapi komunikasi nonverbal
Apabila afasia menghambat kemampuan berkomunikasi dengan baik menggunakan kata-kata dan frasa, kamu bisa menjalani terapi komunikasi nonverbal. Terapi ini mungkin meliputi:
- Sistem komunikasi berbasis gambar.
- Menggunakan buku komunikasi untuk menggambar.
- Program menggambar.
- Berbicara dengan gerakan.
- Berbicara langsung untuk meningkatkan fungsi di area yang mempengaruhi komunikasi verbal.
Pencegahan Afasia
Penyakit Afasia umumnya tidak dapat dicegah. Namun, cara terbaik untuk menghindari afasia adalah dengan mencegah penyebab kerusakan otak, seperti stroke, dan menjaga kesehatan otak dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Berikut adalah beberapa langkah gaya hidup sehat untuk mencegah afasia:
- Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
- Berolahraga setiap hari.
- Menjaga berat badan dalam batas yang sehat.
- Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
- Memastikan kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol tetap dalam batas normal.
- Berhenti merokok.
- Tidur yang cukup.
Jadi, kenali penyakit Afasia sejak awal. Afasia adalah gangguan komunikasi yang bisa sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Afasia bisa dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia. Namun, gangguan ini lebih umum terjadi pada individu yang berusia paruh baya dan lebih tua.
Dengan diagnosis dan perawatan yang tepat, serta dukungan dari keluarga dan teman, banyak orang dengan afasia dapat memperbaiki cara mereka berkomunikasi. Ini membantu mereka menjalani hidup yang lebih baik.